Subscribe to RSS Feed

Peralihan Isu kenaikan BBM Dan derita sang sopir

Saturday 4 October 2008 by Zulmaidi

Insiden monas adalah suatu pengalihan isu kenaikan BBM. Begitu juga dengan SKB Ahmadiyah, dimana perhatian masyarakat, penderitaan masyarakat di alihkan ke peristiwa – peristiwa yang berbau kemanusian dan keyakinan dalam beragama yang seperti kita ketahuai kalau sudah menyangkut keyakinan pasti menyebabkan kericuhan.

Walaupun peraliahan isu ini cukup berhasil tapi tak akan menghilangkan rasa lapar, rasa sakit, rasa tak diperhatikan (pemerintah). Wong ciliklah yang amat merasakan akibat kenaikan BBM, Keluahan tersebut langsung dituturkan oleh salah satu sopir kopaja jogja.

“ mas! sblm solar naik aja, penumpang udah susah!
“ apalagi sekarang! udah solar harganya naik.
“Wong Cilik yang amat merasakannya mas” (dengan ekspresi wajah yang kusam, mata sayup, jelas terlihat kelelahan, kesedihan, dan keputusasaan)

Masih segar dalam ingatan saya sang sopir mengekspresikan kekesalannya dengan, menekan klapson membabi buta terhadap pengendara motor atau mobil yang menghalangi perjalanan sang sopir. Hingga sang pengedara motor kehilngan kestabilannya yang nyaris menambarak pengendara motor yang lain. Ditambah lagi dengan ulah penumpang yang tak sudi membayar ongkos bis dengan tarif yang baru. Dengan modus melipat – lipat uang yang akan diberikan ke sopir agar terlihat uang tersebut banyak atau sesuai dengan tarif baru, yang kemudian penumpang langsung turun dengan tergesa – gesa (biar diangap orang sibuk) dan langsung melakukan jalan cepat bak atlit yang lagi berlaga dalam event internasional yang mempertaruhkan nama bangsa. Lagi – lagi sopir tak bisa berbuat banyak, sang penumpang yang dianggap sebagai peringan penderitaan, berubah menjadi penindas baru yang setiap saat siap menerkam sang sopir dari belakang. Ironis memang!!! Menyedihkan!!!

Baca Selanjutnya Bro/Sis.....
0 comments

Bulan ramadhan sebagai ajang latihan pengendalian diri

by Zulmaidi

Hari kemenangan yang terasa tanpa makna atau hampir tak bermakna. Tapi dengan ini dapat terungkap dan tersadarkan dari lamunan yang panjang dan insyallah akan mampu memahami makna dari semua ini. Yang biasanya menjalakan setiap iedul fitri menjalankan ritual perayaan yang dikatakan sebagai suatu hari kemenangan dengan dan tanpa di pengaruhi atau dibius dengan itu semua hingga melupakan makna yang terkandung dalam pada hari kemenangan itu sendiri.

Dengan ini kita dapat berfikir jernih bahwa hari kemenangan ini harus di tangapi dengan mengupasnya lebih dalam atau hanya dimaknai sebagai suatu hari dimana kita akan kembali kehari – hari sebelumnya dimana tanpa batas tanpa ikatan tanpa menjalankan kewajiban – kewajiban yang sebelumnya (Bulan ramadhan).

Inilah yang harus kita perhatikan bukannya dengan rtiual perayaan yang belebih lebihan. Apa sih yang mereka raya kan? Atau mereka merayakan karena telah terlepas dari semua kewajiban yang dijalankan pada bulan ramadhon. Ataukah benar mereka merasa telah memenangi pertempuran melawan hawa nafsu dkk dengna kemenagan yang bisa dikatakan sempurna tanpa cacat ataupn noda ataukah sebaliknya.

Bagaimana jika kita tangapi bulan ramadhan sebagai suatu ajang latihan ke suatu medan perang yang akan kita hadapi setahun setelah ini ( perang hawa nafsu dkk) apakah mereka bisa lulus dengan nilai terbaik. Dengan begitu bulan ramadhan akan menjadi ajang pengendalian hawa nafsu atau keinginan – keinginan negatif. Dan dihadapan kita, medan yang sesungguhnya menanti dan jelas kita akan menghadapinya, perang yang sebenarnya setahun kedepan, disini lah kita dites apakah 1 bulan sebelumnya (bulan ramadhan) kita benar – benar menjalankan ritual bulan ramadhan dan benar – benar memahaminya dan memaknainya dengan serius hingga mampu diterapkan serta diamalkan dengan baik atau hanya suatu ritual tahun biasa yang harus dijalankan umat muslim sekarang dan terdahulu.

Buktikan Kawan....

Baca Selanjutnya Bro/Sis.....
0 comments

Followers

Pages

Sample Text

apalah
Powered By Blogger