Subscribe to RSS Feed

Tukang tambal ban menulis novel

Sunday 8 November 2009 by Zulmaidi

Tanggal 5 Mei 2009
Tukang tambal ban menulis novel

Pagi hari ini kami (aku dan hafiz) berniat untuk main bulutangkis di Gamping GOR absolut Jogja. Dan kami berencana berangkat jam 8.30 pagi dan sampai pada waktunya kamis berangkat dari kost aku daerah ngemplak karangjati. Motor pun mulai aku paju menuju kost hafiz, sebelumnya aku merencanakan mengambil jalur ring road utara, untuk ditelusuri hingga mencapai ring road barat. Tapi baru sepertig jalan tepatnya dijalan magelang aku tersentak, aku baru saja mengingat jalan alternative yang cepat dan tepat untuk bisa sampai ke tujuan, yaitu dengan mengambil jalan secara across serta dengan membelah ring road utara hingga tembus ke ring road barat semacam teori black hold dalam ilmu fisika.
Sesampainya di perempatan wirobrajan, ba’dha lampu merah. Tiba – tiba Motor yang kami tunggangi mengalami pecah ban, syukurlah tak jauh dari lampu merah tersebut terlihat tukang tambal ban, kami mulai menuntun motor menuju tambal ban tersebut.
Sesampai di sana aku melihat suatu pemandangan yang asing, yaitu pada saat itu aku melihat tukang tambal ban lagi asik mengetik sesuatu dengan mengunakan mesin tik. Teriakkan kami memanggil beliau tak terdengar oleh beliau bahkan tak digubris sama sekali. Aku sadar teriakan kami dari luar tak akan mampu di dengar karena bilua sedang konsentrasi penuh di tambah suara bising kendaran bermotor yang lalu lalang di jalan protokol tersebut, maklum jalan tersebut adalah salah salah satu jalur menuju wates, purworejo, bandung dan Jakarta bisa dikatakan jalan tersebut di gunakan sebagai jalan untuk mencapai daerah jawa bagian tengah dan barat. Dengan begitu jelas jeritan kami tak kan terdengar oleh beliau. Aku mengambil inisiatif untuk menghampiri beliau, dan aku mulai berjalan menuju pondok tersebut melewati pintu samping, ketika aku mulai menghampiri beliau dan hampir mendekati, antara kami dan beliau masih berjarak dalam radius kira –kira 2 meter beliau langsung merasakan kedatangan kami dan meresponnya dengan menoleh kearah kami, dan saya merespon dengan mengatakan mau tambal ban pak
Dan motor kami mulai ditangani oleh beliau, sejak tadi aku penasaran apa sih yang di ketik bapak ini, begitu serius hingga teriakan kami dari luar tak terdengar oleh beliau. Sembari beliau sibuk dengan pekerjaannya aku, memberanikan diri untuk mencari tau apa yang di ketik oleh bapak tadi, aku mulai membaca lembaran kertas yang masih melekat pada mesin tek, dan kertas tersebut ¾ sudah penuh dengan tulisan, aku mulai membaca dari atas hingga akhir tanpa seizin beliau, tulisan tersebut tampak belum terselesaikan akibat gangguan kami, ternyata tulisan tersebut mirip secerita sebuah novel. Aku langsung tersentak kaget dan tak habis pikir batin ku mengema, mengeram, bukan berarti menolak kenyataan yang ada di depan mata ku tapi aku memaki diriku sendiri. sambil berteriak di dalam hati “Tukang Tambal Ban Menulis Novel”.
Tak yakin dengan kenyataaan ini aku mulai mengorek informasi dari si bapak dengan suatu pertanyaan – pertanyaan untuk mengetahuai seberapa luas wawasan bapak ini, ternyata kembali aku mendapatkan fakta lagi bahwa beliau memiliki wawasan luas dan mempunyai kepedulian terhadap bangsa ini, salah satu yang di ceritakannya pada ku adalah tentang tragedi berdarah pada masa reformasi 1998 dulu. Selain itu beliau banyak paham tentang etnis – etnis di nusantara ini, dari etnis jawa, melayu, china (tionghua), dan lain – lain, beliau paham betul filsafah hidup yang di pegang oleh tiap – tiap etnis tersebut hingga menjadi suatu ciri khas dari setiap etinis – etnis tersebut lengkap dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Baru hari berikutnya aku di sadarkan bahwa suatu ketidak beruntungan tak seharusnya menjadikan dirinya sebagai orang yang tak beruntung pula dan ketidak beruntungan tak membuat dirinya menyerah dengan ketidak beruntungan ini, aku menyebutnya beruntung dan tak beruntung bukan nasib baik dan nasib buruk. Karena nasib bisa di ubah dan jika keberuntungan adalah suatu ketetapan yang mengharuskan kita tetap menjadi suatu bentuk atau bagian dari keberuntungan maupun ketidak beruntungan tersebut

0 comments:

Post a Comment

Followers

Pages

Sample Text

apalah
Powered By Blogger