Subscribe to RSS Feed

Pasar Prambanan

Wednesday 7 October 2009 by Zulmaidi

Tanggal 25 Mei 2009
Pasar Prambanan
Mentari telah menunjukkan kuasanya diufuk timur, tapi aku masih terlelap dalam alam bawah sadar ku, aku masih bermain dan membuat dunia baru yang kusukai di alam mimpi. Aku merasa hari ini tak jauh berbeda dengan hari – hari sebelumnya. Tapi aku tak akan mudah menyerah, dengan berteriak di dalam hati sekeras – kerasnya ”Don’t give up zul” terus lah berusaha walaupun lingkukan tak membantu atau bahkan berusaha memojokkan mu. Dan aku berikrar, aku akan hadapi hidup ini dengan ke optimisan yang sangat besar dan kepercayaan yang tinggi seperti layaknya mentari yang penuh percaya dan dengan gagahnya, menampakkan kekuasaanya di pagi hari di ufuk timur.

Pagi ini aku terima sms dari cecep, cecep adalah seorang teman kami dia memiliki tugas sebagai humas dalam kelompok kkn kami. SMS tersebut berisi dan menyatakan akan ada pertemuan kkn malam ini untuk membahasa program pencarian dana. Karena sms ini harus aku sebarkan ke anggota ku maka dengan sigap aku mulai menulis dan mengirim sms kesemua anggota ku, dimana aku mengharapkan kedatangan dan partisipasi mereka dalam program ini dan aku terus mengforward sms tersebut.


Tepatnya jam 19.30 malam hari, di kptu pertemuan tersebut telah dimulai dan semua program untuk pencarian dana telah di muka dan semua program dituangkan serta ditumpahkan dihadapkan kesemua peserta dan satu persatu kami bahas secara terperinci serta mulai menentukan siapa – siapa yang akan ditugaskan dalam program tersebut. Sampai akhirnya tugas yang cukup berat bagi aku sendiri yaitu program penjualan pakaian bekas di pasar prambanan, walaupun cukup berat dan dengan berat hati aku masuk dalam bagian ini, dan hal ini aku lakukan karena tak ada temen lain yang bersedia untuk menjalankan tugas tersebut. Aku akui tugas ini cukup berat dimana mereka aku, kris, cecep, novi, kevin dan sapta harus bangun dini hari dan berangkat ke pasar prambanan untuk mengelar dagangan dan menjualnya pada penjual yang akan menjual lagi pakaian tersebut.
Malam ini aku berusaha tidur cepat berharap pagi besok tubuhku sudah siap menghadapi tugas ini, tapi entah kenapa hari ini hingga malam ini pikiranku terus berkecimuk, kepala ku pusing aku merasakan otak ku lagi melakukan scanning layak nya komputerku pada saat menscanning virus, dan begitu banyak program – progarm yang “ON atau Running”, hingga aku rasakan kemampuan otak ku berkurang, tapi seperti biasanya aku akan tetap berusaha tampil biasa dan ceria walaupun otak ku dipenuhi dengan sistem – sistem yang akan selalu Running. Akibat semua itu mata ku tak mampu terpejam, segala cara aku lakukan untuk membuat mata ini dan pikiran ini terlelap. Dengan menjejali lambungku dengan segala bentuk makan hingga membaca buku tapi hal tetap saja sulit, pada akhirnya aku tertidur juga tepatnya jam setengah satu, pada saat itu sebelum aku tertidur sebelum ngantuk berat ku datang, aku melakukan suatu tindakan yang menjaga privasiku dalam beristirahat yaitu mensilent handphone, walaupun sebelumnya temenku mengatakan akan menelepon ku. Seperti perkiraanku sebelumnya temenku kris menelpon dan mengsms tapi untuk beberapa saat aku tak mengubrisnya karena sulit sekali untuk menjalankan tugas ini, tapi tiba – tiba dalam lubuk hati yang terdalam berbisik dan mengharuskan aku harus segera berangkat ke prambanan, dengan begitu aku langsung membalas dan merespon sms dari kris yang tak tidur semalaman hanya untuk memastikan program ini jalan, aku akui dia benar – benar menjadi pengerak yang tangguh. Atau terpaksa? Hanya dia dan tuhan yang tahu jawabannya.

Setelah dari tempat novi, setelah mengambil semua pakaian bekas yang dititipkan di kost novi. Kami langsung meluncir ke prambanan. Sesampai nya disana tepatnya di pasar prambanan, aku sedikit meneropong suasana disana, begitu ramai, penuh sesak dengan para pedangang sayur – mayur, begitu berisik setiap manusia disana sibuk bertransaksi antara pedagang induk aku menyebutnya seperti itu dengan para pedagang keliling dimana pedagang ini akan langsung membeli dagangan dengan segala jenis untuk di jual lagi pada pagi atau siang hari, sedangkan kami termasuk pedagang musiman dan pedangang induk yang menjual barang dengan harga yang sangat miring atau bahkan terlalu miring hingga nyaris jatuh, tapi disinilah peran kami memberi rezeki bagi mereka yang menginginkan rezeki dengan menjual barang dengan harga murah dan mereka yang membeli akan menjualnya dengan harga yang berbeda.

Sesampainya di pasar tepatnya di bibir jalan kami langsung mengelar dagangan kami yaitu pakaian bekas di atas aspal tanpa alas, dengan sekejap dagangan kami diburu dan dan diterkam layaknya kita memberi umpan makan pada ikan arwana dalam aquarium langsung tanpa aba – aba umpan atau makanan tersebut disambar tanpa ampun. Begitulah yang terjadi dengan dagangan kami, ada yang bersikap ego dengan mengambil tumpukan pakaian tersebut lalu memisahkannya dengan tumpukannya dan membuat tumpukan baru diluar dari kerumunan pembeli sangat egois berharap tidak diganggu oleh orang lain dalam mencari pakaian yang dirasa cocok untuk dibeli, aku memperhatikan bapak tersebut dengan asik memilah – milah pakaian sendri jauh dari kerumunan pembeli lainya dengan asik dan tanpa gangguan. Selain itu ada pemandangan yang cukup menarik untuk diceritakan. didalam kerumunan pembeli ada satu mas atau mba, entah apa tapi bahasa kerennya banci, dia dengan asik juga ikut berebut pakaian mencari keberuntungan mungkin disana, ditumpukan itu dia mendapatkan pakaian yang di idam – idamkannya selama ini, mungkin saja. Karena aku melihat rawut wajah yang serius tergores di parasnya. Sampai sekarang aku tak begitu setuju dan menolak dengan keras status banci, aku mengangap mereka menolak kodrat yang diberikan oleh Tuhan, aku yakin tak ada manusia yang dilahirkan sebagai banci, sebagai manusia yang menolak kodrat dan kondisinya. Karean aku yakin tuhan telah mengatur semuanya apakah kita di takdirkan sebagai bagian kaum adam atau pun hawa jelas semua itu ada makna dan penyelasannya dan jelas itu adalah yang terbaik buat manusia, apakah dia terlahir sebagai pria, itu terbaik buat dia dan semuanya telah diatur dari rezeki, jodoh dan kematian sesuai dengan takdir atau kodratnya sebagai pria, terus apa yang terjadi jika dia menolaknya dan berubah menjadi wanita, dan yang jelas semua hal yang telah diatur tadi dari rezeki hingga kematian akan bertentangan dengan mereka dan jelas itu akan menyengsarakan mereka. Sampai sekarang aku masih tak tau apa yang dicari dan yang diingikan oleh para banci tersebut dalam hidup ini. Seiring waktu dagangan kami yang sebelumnya berjumlah 4 sampai 5 plastik, sekarang hanya tinggal 1 plastik dalam waktu kurang dari satu jam.

Dengan barangan dagangan yang laris walaupun uang hasil penjualan tidak memuaskan karena kami seharusnya bisa memperoleh uang lebih banyak lagi dari penjualan tersebut. tapi hal ini begitu berharga, ini menjadi pengalaman pertama yang begitu berharga buat aku dan temen - temen, pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga. Dimana suatau saat kita harus mempersiapakan segalanya agar tak dibodohi pembeli. Ya kami terpaksa menjual murah pakaian tersebut akibat kemakan perkataan pembeli.

0 comments:

Post a Comment

Followers

Pages

Sample Text

apalah
Powered By Blogger